Terapi Hormon untuk Pengobatan Kanker Payudara
Terapi Hormon untuk Pengobatan Kanker Payudara
Sahadewi.co.id - Manfaat Terapi Hormon untuk Kanker Payudara
Secara umum, manfaat terapi hormon untuk kanker payudara adalah:
- Menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Mengurangi risiko penyebaran sel kanker ke jaringan lain.
- Mengurangi ukuran tumor di payudara sebelum operasi.
Selain itu, pemberian terapi hormon juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan seseorang mengalami kanker payudara kembali pascapengobatan.
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang cocok menggunakan terapi hormon. Terapi ini lebih sesuai untuk penderita dengan kondisi kanker payudara dengan jenis sel kanker yang memiliki reseptor positif terhadap hormon. Baik hormon estrogen maupun progesteron, keduanya dapat merangsang pertumbuhan sel kanker payudara.
Sebagian besar penderita kanker payudara memiliki sel kanker reseptor estrogen positif, yang disebut sebagai ER positif (estrogen receptor-positive). Sedangkan kanker payudara yang memberi respons terhadap perubahan kadar hormon progesteron disebut sebagai PR positif (progesterone receptor-positive). Pada beberapa kasus, seorang penderita kanker payudara bisa memiliki kedua reseptor tersebut.
Jenis terapi hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis kanker yang diderita, stadium kanker, dan kondisi fisik penderita secara umum.
Jenis-Jenis Terapi Hormon untuk Kanker Payudara
Setidaknya ada dua jenis terapi hormon yang biasanya digunakan dalam pengobatan kanker payudara. Yang pertama jenis terapi hormon berupa obat yang membuat hormon estrogen dan progesteron berhenti membantu pertumbuhan sel-sel kanker payudara, di antaranya:
- Selective estrogen receptor modulators (SERMs)SERMs merupakan pengobatan yang mencegah sel-sel kanker payudara menyerap estrogen. Obat SERMs yang paling umum digunakan meliputi:
- Tamoxifen, bekerja dengan cara menghentikan hormon estrogen yang mengikat sel. Tujuannya, agar kanker tidak tumbuh dan membelah diri. Menurut penelitian, mengonsumsi tamoxifen selama 5 hingga 10 tahun dapat memperpanjang usia hidup. Kanker payudara juga cenderung tidak akan kambuh lagi.
- Toremifene, direkomendasikan untuk pasien yang sudah mengonsumsi Tamoxifen namun hasilnya tidak memuaskan. Obat jenis ini hanya disetujui untuk mengobati kanker payudara yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
- Fulvestrant, biasanya digunakan untuk mengobati kanker payudara stadium lanjut.
- Aromatase inhibitors (Als)Obat ini digunakan untuk mencegah jaringan lemak dalam memproduksi estrogen tapi tidak mencegah produksi estrogen dari ovarium. Sehingga AIs dianggap hanya efektif diterapkan untuk wanita pascamenopause.
Kemudian yang kedua, jenis terapi hormon berupa obat-obatan atau tindakan operasi untuk menghentikan produksi hormon dari ovarium, misalnya:
- Luteinizing hormone-releasing hormones (LHRH)Obat ini diberikan untuk menghentikan produksi hormon estrogen dari ovarium. Menstruasi akan berhenti selama menjalani pengobatan ini.
- Ovarian ablation
Jenis terapi hormon ini dapat menjadi pilihan bagi wanita yang belum mengalami menopause. Ovarian ablation dilakukan dengan cara mengangkat atau menutup ovarium sehingga produksi estrogen berhenti.
Pada kondisi tertentu, kedua jenis terapi hormon dapat dikombinasikan. Perlu diperhatikan, agar efektif terapi ini harus memengaruhi kadar hormon dalam tubuh, sehingga dapat memengaruhi siklus menstruasi. Khususnya bagi yang mendapat pengobatan untuk menghentikan produksi hormon, akan mengalami menopause.
Selain memengaruhi menstruasi, terapi hormon juga dapat menimbulkan efek samping, sepertikeputihan, iritasi vagina, wajah terasa panas, mual, kelelahan, maupun nyeri otot dan sendi.
Oleh karena itu, sebelum terapi hormon untuk kanker payudara, diskusikan secara mendalam bersama dokter. Pastikan Anda benar-benar memahami cara kerja terapi hormon dan efek yang mungkin ditimbulkannya. Sehingga pengobatan ini dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Sumber : Alo Dokter
0 comments :