Pemahaman Seputar Indeks Massa Tubuh

Pemahaman Seputar Indeks Massa Tubuh

Pemahaman Seputar Indeks Massa Tubuh - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu cara untuk mengetahui rentang berat badan ideal Anda dan memprediksi seberapa besar risiko gangguan kesehatan Anda. Metode ini digunakan untuk menentukan berat badan yang sehat berdasarkan berat dan tinggi badan.
Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris Body Mass Index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui IMT, seseorang akan tahu apakah berat badannya termasuk kategori normal, kelebihan, atau justru kekurangan.
Indeks massa tubuh didapat dengan membagi berat badan seseorang dalam satuan kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat. Bagi sebagian orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat. Mereka yang sedang hamil, binaragawan, atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi adalah golongan dengan nilai IMT yang tidak mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas normal, bukan berarti mereka memiliki lemak berlebihan.
Penggolongan Berat Badan Berdasarkan IMT
Perhitungan IMT dibagi menjadi empat kategori:
  • Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya sama dengan atau di atas 30.
  • Saat IMT seseorang menyentuh angka 25-29,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
  • IMT normal atau berat badan ideal berada di kisaran 18,5-24,9.
  • Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah normal.
Sedangkan untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT adalah sebagai berikut:
  • Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya berada di atas 25.
  • Saat IMT seseorang menyentuh angka 23-24,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
  • IMT normal berada di kisaran 18,5-22,9.
  • Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah normal.
Sayangnya, angka-angka di atas kurang akurat jika diterapkan kepada penderita gangguan makan, seperti anoreksia nervosa. Angka indeks massa tubuh juga tidak mewakili mereka yang mengalami obesitas tingkat ekstrem.
Jangan Terlalu Mengandalkan Indeks Massa Tubuh
IMT memang bisa dijadikan patokan agar seseorang waspada terhadap berat badan yang tidak normal. Namun, bergantung secara berlebihan pada angka tersebut juga tidaklah bijaksana. Salah satu kelemahan perhitungan IMT adalah hasil IMT bersifat umum karena tidak memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti tipe bentuk tubuh, usia, dan tingkat aktivitas seseorang.
  • Jika ada dua individu memiliki indeks massa tubuh yang sama, namun berbeda jenis kelamin dan usia, maka hal tersebut perlu juga diperhitungkan.
  • Dari mana asal berat badan seseorang juga bisa menjadi perhitungan indeks massa tubuh menjadi tidak akurat, misalnya saja para atlet atau binaragawan. Kedua kelompok ini kemungkinan memiliki berat badan yang lebih tinggi karena memiliki tubuh atletis. Berat badan berasal dari massa otot, bukan lemak tubuh.
  • Berdasarkan usia misalnya, orang dewasa cenderung memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan anak-anak. Sementara terhadap jenis kelamin, kaum hawa secara alami memiliki lemak tubuh yang lebih banyak daripada pria.
  • Demikian juga dengan aktivitas dan bentuk tubuh seseorang. Meski memiliki indeks massa tubuh yang normal, orang-orang yang kurang bergerak kemungkinan memiliki lemak tubuh lebih banyak. Mereka yang memiliki lebih banyak lemak di perut, dinilai lebih rentan mendapat gangguan kesehatan.
    Lemak yang mengendap di perut dan pinggang terkait dengan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sedangkan mereka yang memiliki timbunan lemak di pinggul dan paha dianggap lebih aman dari ancaman penyakit-penyakit tersebut.
  • Hal yang patut diperhatikan namun luput dari perhitungan IMT adalah etnis seseorang. Masing-masing etnis dihadapkan kepada ancaman kesehatan tersendiri. Bagi orang Asia, IMT 27 atau lebih tinggi sudah termasuk obesitas. Padahal, kategori obesitas secara umum berada pada kisaran IMT lebih dari 30.
  • Penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti malnutrisi atau asites, juga dapat menyebabkan perhitungan BMI menjadi tidak akurat. Hal ini karena terjadinya penambahan berat badan akibat timbunan cairan tubuh.
Pentingnya Menjaga Berat Badan
Terlepas dari segala kekurangannya, perhitungan IMT baik diketahui terutama sebagai pengingat untuk menjaga berat badan. Dengan memiliki berat badan yang normal, keuntungan berikut bisa didapatkan.
  • Dapat melakukan aktivitas lebih banyak karena stamina lebih tinggi.
  • Meminimalkan seseorang dari risiko terkena nyeri sendi dan nyeri otot.
  • Memiliki pola dan kualitas tidur yang lebih baik.
  • Kinerja jantung akan lebih ringan.
  • Peredaran darah dan metabolisme juga akan lebih baik.
  • Mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker tertentu.
  • Mengurangi kolesterol, trigliserida, glukosa darah, dan menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Mengingat banyaknya keuntungan memiliki berat badan ideal, pengetahuan mengenai indeks massa tubuh masih layak untuk dipertahankan terutama sebagai kontrol diri. Pastikan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur menjadi kebiasaan Anda sehari-hari. Jika mengalami masalah berat badan dan sulit mengatur atau mencapai berat badan ideal, Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk mendapat langkah penanganan lebih lanjut.



Sumber : Alodokter

0 comments :

 
Copyright © 2018. Sahadewi.co.id
Managed By : Sahadewi.com